Wednesday, May 18, 2011

Suatu kisah tentang GO GREEN, bukti transaksi ATM dan call centre.

Hawa panas menusuk, sudah menyerang bumi ku berhari2... dan karenanya seruan GO GREEN kemudian menjamur di bumi ini, termasuk di kotaku. Aku yang mengklaim diri sebagai salah satu mahluk jenis manusia yang cinta bumi dan ingin berpartisipasi pada GO GREEN, memulainya dengan cara sederhana. Tidak mencetak bukti transaksi ATM. Memang sih tidak signifikan, menurut ilmu kalkulatorisme, secarik kertas bukti transaksi ATM hanya menghabiskan kayu seukuran korek api. TETAPI setidaknya, dengan melakukan itu, aku sdh melakukan perubahan terhadap kayu-seukuran-korek-api-yang-harusnya-jadi-bukti-transaksi-ATM-ku. Hidup GO GREEN.

Hari Jumat, beberapa minggu yang lalu. Untuk kesekian kalinya aku mengantri di ATM kantor, mengambil duit jatah weekend :)...
Setelah memilih transaksi penarikan tunai dan memilih nilai transaksi, duit segera mengalir. Proses itu dilanjutkan dengan pertanyaan, ingin melanjutkan transaki lagi? NO. Ingin mencetak bukti transaksi? NO.. Dan aku tersenyum bangga... HIDUP GO GREEN... selamat melanjutkan hidup dengan tenang wahai pohon2 di Indonesia.
Lalu aku berlalu pergi.

Sehari kemudian, di hari Sabtu yang menyenangkan, di minimarket dekat kos, kukeluarkan duit 50 rb perak dari dompet sambil melirik ke tempat kartu di dompetku... Dan Oh-em-gi........ kartu ATM ku hilang!!!
Maka dimulailah perjalanku kembali ke jaman batu, jaman dimana manusia menikmati hidup tanpa ATM. Dan bagian paling buruknya adalah fakta bahwa aku harus menetap di jaman itu selama 2 minggu, menunggu kartu ATM-ku kembali ke kantor pusat. BAGUS...

Mw apa2 mikir, duit cash pas2an. Mw karoke, harus pinjam kiri kanan sangking lupa bw duit cash dari kos. Mw transfer beli pulsa, kagak mungkin lah... SIKSA...
Ribuan tetes keringat dan limpahan airmata kukorbankan hingga dua minggu itu berlalu. Maka ketika dua minggu itu berlalu, takkan kusiakan lebih banyak lagi keringat dan airmata, aku langsung menelpon call centre bank langgananku.

Call centre: "B*I selamat pagi, dengan Ifa (*nama samaran),bisa dibantu?", sebuah suara ibu2 yang lemas menyapaku...
Aku:"selamat pagi Ibu... ini dengan Jani. Ibu, kartu ATM-ku beberapa hari yang lalu hbs ketelan di mesin ATM kantor. Sdh diambil belum yah Ibu? sekarat neeeeh :) " (ucapku dengan semangat dan penuh keceriaan, ala ibu call centre biasnya)
Call centre: "Oh..", oh???? gag salah nih kata keluar dari mulut call centre? mungkin aku salah dengar
Aku:" iya ibu, ketelan kartunya,apa udah diambil yah?", masih dengan semangat '45...
Call centre: "Maaf, namanya siapa Bu? Bisa menginformasikan alamat kantornya dimana?", ucapnya dengan nada yang DATAAAAAAAAAAAAAR habis...heeh gag mungkin aku salah dengar berkali2!
Aku:" nama lengkap Janiratna, dr kantor  ****** ", masih dengan semangat '45 sambil mengerutkan dahi.. ini call centre atu apa yah?
Call centre:"bentar ibu yah", ucapnya bahkan dengan nada yang hampir tidak kedengaran... GILA, kala semangat ibu call centre dibanding aku.. yang call centre yang mana coba?
Call centre:"sdh ada ibu, bisa diambil di jam kerja di kantor pusat di ******, harap membawa buku tabungan dan kartu tanda penduduk",ucapnya masih selemas sebelumnya.
Aku:"oh Puji Tuhan...", aku usili ajah deeeh
Aku:"Jam kerja di hari Sabtu bisa gag Ibuuuuu?"
Call centre:"HA...?!", hahaha akhirnya volume suaranya lebih masuk akal.
Call centre:"hehehe jam kerja di hari kerja ibu..", sudah  ada senyum di suaranya... hahaha
Aku:"Kan gag ada salahnya mencoba, yah sudah deh.. makasih yah ibu", ucapku dengan smiling voice kelas wahid sesat sebelum menutup telepone.

Kulirik jam di layar PC ku, emang sih udah jam 3 sore.. tp tetap ajah booo gag  pantas deh kalu karena hawa2 jam pulang, membuat si ibu entah-siapa-nama-sebenarnya-karena-aku-sudah-lupa mendapat gelar CALL CENTRE PALING AJAIB TAHUN 2011 versi Janiratna hehehehe

powered by janiratna

Tuesday, May 3, 2011

Begitu banyak ide, begitu tak ada waktu

Saat ini, seperti hari kemarin dan kemarinnya lagi.. saat ini aku ada di depan PC (saat semua orang di sekitarku mulai memakai laptop, aku masih setia pada PC ku ini. I Love My PC). Buka Facebook, bosan. Buka Excel urusi kerjaan malah jadi BT ( huaaah maaf managerku tersayang )..
Maka disinilah aku, depan PC memelototi blog ku.


Ingin menulis, tapi bingung akan nulis yang mana dulu? mau dimulai bagaimana? gimana cara penceritaannya?... (bukan lebay bukan sombong, tp tumpukan ide di my blue notebook sudah cukup panjang, tp sejauh ini, mereka masih sebatas ide, belum menjadi tulisan berarti)
Maka sebuah kalimat pun terbersit.
Begitu banyak ide, begitu tak ada waktu.
kebalikan dari masa2 membuat skripsi dulu. Begitu banyak waktu, begitu tak ada ide... (hahahahaha emang jd mahasiswi adalah masa2 paling seenak udel )..
Seenak udel.. hmmm aku pertama mendengar istilah ini dari sebuah film lepas di masa putih merah ku dulu. Mengapa mesti udel? mengapa bukan otak? mengapa bukan hati? dan mengapa pula mesti seenak? mengapa bukan setidak enak? mengapa bukan seimut2? ckckckck.... dasar bikin istilah ko seenak udel.. emang enak tuh udel (halaaaaa mbullet)

Kembali ke laptop, eh ke PC. Ada begitu banyak ide, begitu tidak ada waktu (baca: malas meluangkan waktu) untuk mengolah ide2 itu. Dan karena itu, maafkan aku my blue notebook.... dirimu sejauh ini hanya jd gudang untuk menulis raw idea tanpa ada kemajuan yang berarti..
Seperti kata temanku, saat pertama kali mencoba posting di blognya.
"halah.. bener2 kayak gag ada kerjaan lain ajah", ucapnya hanya beberapa detik sebelum dia menutup blognya (believe me, hingga hari ini, blognya belum berisi apa2, bahkan belum memasukkan foto dan mengedit profile)..

Jadi dapat diambil summary, I'm not alone...Jiaaaaah... (nyari konco mode on)
suatu hari nanti my blue notebook... (janjiku di dalam hati), aku akan memperjuangkanmu diantara semua kemalasan ini, sehingga kalimatnya akan berubah.
"Begitu banyak ide, begitu banyak waktu...."



powered by janiratna

Sunday, May 1, 2011

Autis

Aku sedang duduk di depan komputer kantor ketika seorang teman berbicara pada telpon di telinga kanannya, sambil menoleh ke arahku. “Kok Jani sekarang jd autis sih?”
Aku langsung berhenti dari kesibukanku menghitung tagihan vendor. Melongo menatap tetangga kubikel ku itu. Dan mulailah pikiranku mengelana. Pertama pengelanaanku berhenti pada apa arti Autis versi Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI)
Autis menurut KBBI dianggap sebagai gangguan perkembangan pada anak yang berakibat tidak dapat berkomunikasi dan tidak dapat mengekspresikan perasaan dan keinginannya sehingga perilaku hubungan dengan orang lain menjadi terganggu.

Untuk tidak berkomunikasi dan tidak mengekspresikan perasaan dan keingingan, aku mengaku bersalah. Perilaku hubungan dengan orang lain menjadi terganggu, aku mau tidak mau harus mengaku bersalah (tetangga kubikelku adalah orang yang membantuku untuk mengakuinya)..Hmmm kalu melihat pada arti ini, mungkin saja aku memang autis huaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaah.......... MUNGKIN

Pengelanaan keduaku berakhir pada suatu sesi gossip bersama teman2 rumpi ku (latar belakang: suara pembawa acara musik sore TV dan bunyi tak tik tuk toing… bunyi BB)
Teman Rumpi 1: “udah dengar gossip terbaru belum?”
Teman Rumpi 2: “Apa? Rencana jalan2 ke pantai?”
Teman Rumpi 1: “bukan… si C jadian sama ehem ehem..”
Teman Rumpi 3: ….. (tak ada suara, hanya suara pembawa acara musik sore dan bunyi tak tik tuk toing… bunyi BB)
Aku: (sambil menjawil si C) “digosipin kok diam ajah?”
Teman Rumpi 3: …..“hmmmm”, dilatarbelakangi suara pembawa acara musik sore dan bunyi tak tik tuk toing… bunyi BB, si teman Rumpi 3 sedang berada di dunia BB..
Teman Rumpi 1 dan 2: “Sia sia Jeung..dia lagi autis”
Untuk tidak berkomunikasi dan tidak mengekspresikan perasaan dan keingingan, Yes She Does. Perilaku hubungan dengan orang lain menjadi terganggu, Yes She Is.
Hmmmm mungkinkah aku seorang autis yang berteman dengan sesama autis lain tanpa menyadarinya????….
huuuuuuuuuuuuuuuuuuaaaaaaaaaaaahhhhhhhhhhhhhhhhh
Pengelanaan ketigaku bearkhir pada suatu tulisan yang pernah kubaca, dulu sekali.
Tentang, Nerd, Geek, dan Dork VS Autis.
Nerd: Orang yang sangat ahli di dalam bidang intelektual tertentu. Bahkan karena saking ahlinya terhadap bidang itu, seluruh hidupnya pun berpusat kepada bidang intelektualitas tersebut
Geek: Orang yang punya minat luar biasa di dalam bidang tertentu. Tidak harus intelektual. Misalnya tergila-gila pada Star Wars,pemrograman, mobil sport, gadget, dsb. Geek biasanya kurang bisa bergaul dengan orang yang di luar golongannya, tapi gaul banget kalau ada di tengah-tengah sesama geek.
Dork: Orang yang sangat bodoh dan anti sosial gara-gara kegoblokannya. Ini suatu penghinaan. Orang ini menganggap dirinya cool karena berbeda dari orang lain, padahal orang lain menganggap dirinya geblek. Jadi seorang dork menghabiskan waktu untuk hal-hal yang tidak populer.Selain anti-sosial, dia juga bukan ahli di dalam bidang-bidang intelektualitas tertentu.
Sedang Autis adalah Orang yang punya dunia sendiri dan lemah dalam interaksi sosial. Bedanya dengan geek, nerd, dan dork. ini bukan soal kecerdasan dan minat, tapi masalah psikologi. Kelainan jiwa atau kelainan otak. Jadi obatnya dalah ke psikiater.
Pengelanaan berakhir. Aku kembali ke kubikel kantorku, pada kursi di depan tumpukan invoice.

Aku teringat pada Teman Rumpi 3 ku, sepertinya, teman rumpiku ini masih terselamatkan, dia harusnya masuk kelompok Geek. BB Geek. (thanks GOD, temanku tidak autis :) )
Sedangkan aku
Nerd??? aku rasanya tidak sepintar itu deh
Geek??? aku gag punya golongan tertentu.
Dork??? Menurutku ini sdh jelas.. gag aku banget..
Autis??? TENTU TIDAK…

Dan aku melihat ke tentangga kubikelku dan tersenyum....
"Bukan autis cin, hanya meng-autiskan diri"
powered by janiratna

stay strong sangbaine

seorang temanku meninggal hari ini temanku yang adalah suami dari temanku juga masih muda pastinya anak2nya juga masih kecil2 sekali ada tig...