Friday, August 12, 2011

Multilanguage

Setahu saya, istilah multilanguage diambil dari bahasa Inggris yang berarti kemampuan berbahasa dengan beberapa jenis bahasa yang beraneka ragam, sesuai keinginan. Tinggal tekan tombol language-option-dan tick bahasa pilihan, wollllaah maka bahasa berubah. Istilah ini, entah dipahami atau tidak, sudah diterapkan dalam kehidupan sehari-hari bangsaku.


                                                                         ***
Suatu hari dalam kesamaptaan penerimaan pegawai baru di kantor baruku, dalam pelatihan baris berbaris yang didampingi oleh seorang Pak Polisi.
Pak Polisi pendamping: "Siap grak!", maka kami semua sejumlah 57 peserta kesamptaan langsung bergerak dari posisi istirahat ke posisi siap.
Pak Polisi pendamping: "Langkah tegak maju jalan!", kami mulai berjalan dalam posisi tegak.
Pak Polisi pendamping: "Haluang kanang Grak!"... (note: dalam dialek Bugis, semua yang berakhir N dibaca NG)
Aku orang Toraja yang kebetulan mengerti masalah dialek bugis ini langsung belok kanan meninggalkan beberapa anggota kelompok yang kebingungan. Sebagian besar dari mereka berasal dari luar pulau.
Pak Polisi pendamping: " stop stop..!", kami otomatis berhenti.
Pak Polisi pendamping: "Berantakan! Kalian tidak pernah diajarin perintah haluang kah di SMA atau di  kampus dulu?"
Semua hening, tak ada yang mau berusaha menjawab pertanyaan tersebut. Tiba2 teman di samping kananku langsung mendekatkan kepalanya ke arahku dan berbisik, "Diajarin si Jan, tetapi namanya haluan bukan haluang" dan kita langsung terkikik dengan sempurna dalam barisan. Di jaman seperti ini, Si bapak polisi pendamping masih membaca haluan dengan dialek Bugis, namun dengan mudahnya menyelipkan kata stop dalam kalimat yang dia gunakan. Multilanguage.
                                                                       
                                                                         ***
Hal lain tentang baris berbaris di kesamaptaan adalah adanya waktu nge-snack setiap jam sholat. Dan karena kami dilokalisasi dalam area perumahan polisi maka kami dituntut untuk hidup seperti polisi. Makan berat atau sekedar makan snack selalu dipandu oleh Pak Polisi Pendamping yang akan memberi komando untuk berbaris, mengantri di depan pintu masuk, berjejer seperti bebek.
Saat Pak Polisi Pendamping mulai berteriak "makan siang" kami langsung membentuk barisan.
Saat Pak Polisi Pendamping mulai berteriak "snap" kami langsung membentuk barisan.
Saat... tunggu... "snap"? apa "snap" itu?.
Sungguh aku pikir itu bahasa Bugis hingga seorang teman dari Bugis memberi bocoran, ternyata "snap" bukan bahasa Bugis, itu adalah terjemahan bebas Pak Polisi Pendamping untuk "snack".... Multilanguage.

***
Saat baris berbaris di kantor, setiap sore sepulang dari pelatihan pegawai baru. Kali ini kami dipandu oleh kepala security. Sekali lagi, saya bertemu dengan si Multilanguage.
Pak Security: "Seperti yang kita ketahui, saat ini kita berkumpul untuk melakukan baris berbaris.Dan karena ini adalah latihan baris berbaris, maka saya minta kepada semua peserta untuk dapat menyediakan baju dan celana olahraga serta sepatu kes". Belajar dari kesalahan penafsiranku di kisah "snap vs snack" maka saya mencoba menebak, mungkin ini adalah kisah "sepatu kes vs sepatu kets" untuk pastinya nanti aku tanyakan pada si ahli bahasa bugis.
Pak security masih berkoar2 ketika teman di belakangku berbisik pelan, "sepatuku udah dibayar kes kok pak, gag pake nyicil", dan aku hanya bisa nyengir, aku tahu tebakanku tepat kali ini. Multilanguage.

Hebatkan orang2 di negeriku??? Proud to be an Indonesia People..  :)


powered by janiratna

No comments:

Post a Comment

stay strong sangbaine

seorang temanku meninggal hari ini temanku yang adalah suami dari temanku juga masih muda pastinya anak2nya juga masih kecil2 sekali ada tig...