Thursday, October 20, 2011

Lewat Angin


Ingin membisikkannya pada angin yang lewat di antara helai rambutku.
Mengalir keluar masuk pada mesin pendingin udara di kantorku.
Atau pada kipas angin yang berputar dengan berisik di kamar kost ku.
Tapi, akankah pesan itu sampai padamu.
Yang tak bernafas di kantorku, tak pula bernafas di kost ku..
Mmmm...tetapi karena rasa ini tak datang tiap hari.
Biar ku titip pesan ini pada angin-angin itu.
Sambil berdoa dalam hati..
Kekuatan rasaku akan membuat pesan ini sampai padamu.
Dimanapun kamu berada.

Aku Suka Kamu


#And I raise my hand to heaven. Dear God, Please let him hear it...

Seperti itu lah dirimu bagiku



Seperti cokelat berbentuk hati dalam kotak penuh hiasan.
Seperti amplop pink tertutup milik teman di samping kubikel, dititipkan padamu oleh kurir.
Seperti kedip kedip new message di layar handphone teman yang ketinggalan di kursi di sampingmu.
Seperti cetakan semen basah di jalan masuk rumah.

Seperti itu lah dirimu bagiku.
Menggoda namun terlarang...

Akankah kau menjadi milikku???

ALL IS WELL WHEN I SEE YOU


Hariku berat. Menyelesaikan laporan keuangan kantor cabang yang sungguh berantakan. Mencari selisih pencatatan sambil bolak balik menelpon rekan di kantor cabang yang tidak selalu available. Mesin print yang memilih macet di hari yang salah dengan kerusakan yang tidak jelas. Jaringan internet yang serba moody, jalan enggak, jalan enggak...Dan saat ku pikir semua sudah selesai saat aku pulang ke kost.

 Warung makan samping kost, tutup lebih cepat.

Please don’t blame me if  my mood is going to be the bad one.

Namun di sanalah kau. Di jalan di depanku. Berhenti, menjulurkan kepala, tersenyum padaku dan menyapa “Hai”.
Bila kau bertanya padaku,”How’s life?”
Percayalah, aku akan bilang, “All is well”..
Dan aku tidak berbohong, karena ALL IS WELL WHEN I SEE YOU.

Wednesday, October 19, 2011

Namanya tidak lagi berawalan J

Masih ingat tulisan ku tentang nama Janiratna?
Pada bagian dimana aku berkata bahwa adikku pun kemudian diberi nama dengan huruf awalan J-John, mengikuti ku yang sudah kadung diberi awalan J-Janiratna...

Dia sekarang sudah duduk di bangku kuliah, sudah 9 tahun dari masa SD ketika nama lengkapnya dimulai dengan awalan J. Karena tepat ketika dia  akan menamatkan pendidikannya di bangku SD, kami sadar bahwa akte kelahirannya belum jadi, suatu kesempatan untuk memperbaiki kesalahan pemberian nama ini.

Maka kami saudara-saudaranya segera berubah menjadi super hero, memperjuangkan nama yang lain untuknya. Dan jadilah dia diberi nama Elthon John. Namanya tidak lagi berawalan J.

P.S.: Tetapi tetap saja, kami adalah dua mahluk aneh, si E dan si J di tengah mahluk-mahluk A...

As simple as that

Pesawat lepas landas, memberi pemandangan sawah  yang berubah menjadi pola hijau kecil di kejauhan. Pemandangan indah yang bisa kau lirik dari atas koran bacaanmu.
Tangis gadis yang duduk di sampingmu sudah mereda ketika kau menyempatkan diri merogoh saku belakang celana, mencari sapu tangan untunya. Sayang, hanya ada tissue motif sayap burung salah satu maskapai penerbangan disana. Lecek tapi bersih.
Gadis yang belum kau lihat wajahnya itu masih tertunduk dan bahkan tak menoleh ketika menerima tissue  darimu.
Dan  “Srottttt”, suara si Gadis membersihkan hidungnya, terdengar dari balik koran bacaanmu.

“Mengapa ada tissue pesawat G****A di  pesawat M*****I?”, tanya gadis itu tiba-tiba, sambil menjulurkan wajahnya dari sisi atas koran yang kau baca, dalam tawa.
“Sisa penerbangan kemarin!”,jawabmu
“Terimakasih yah... “, ucapnya sambil tersenyum manis.
"Iya......", jawabmu yang dibalasnya dengan senyuman masih dari atas koran bacaanmu.
"Kamu air mata buaya yah?”, katamu yang hanya dijawab dengan alis terangkat, membuatmu melanjutkan dengan kalimat penjelas
“Air matamu belum kering tetapi kamu sudah tersenyum”...
“Oh... aku orangnya sederhana. Menangis untuk hal yang sederhana dan dapat tersenyum lagi untuk hal yang sama sederhananya. As simple as that.” Jawabnya lagi masih dengan senyuman.
“Sederhana, seperti tersenyum untuk tissue, seperti menangis untuk pacar yang ditinggalkan?” tanyamu.
“Oh itu... “ kalimatnya terpotong oleh tawa yang panjang.
“Aku menangis justru untuk tidak adanya pacar yang sedih karena ku tinggalkan”, jawabnya sambil tersenyum dan kemudian tertawa lepas ketika melihat ekspresi heranmu.
Kau masih heran dan terpana ketika tiba2 dia memberi senyum, senyum seolah dia tahu, bahwa tadi pun, tak ada yang menangis untukmu.
“Mmmm tunggu”, katanya sekonyong2 sambil merogoh ke dalam tas tangannya,mencari sesuatu sambil terus berbicara.
“Bila suatu hari nanti kau pergi meninggalkan kota ini dan tak ada yang menangis karena kau tinggalkan. Telpon aku dan kau akan menemukan seorang yang sedih karena kehilangamu”,  ucapnya sambil menarik tanganmu dari koran, meletakkan kartu namanya di sana, memiringkan kepalanya lalu tersenyum untukmu.

Di luar sana, pola hijau kecil telah berubah menjadi awan. 

Awan, senyum dan kartu nama. Semuanya untukmu. Dan kau pun tersenyum, As simple as that.

Monday, October 17, 2011

Waktu akhirnya menjawab

Teringat pada dingin hari hujan, denganmu tertidur di pangkuanku, meninggalkan ku sendiri menatap ke jendela berkabut.. kita berdua di sofa hitam yang empuk.
Dan rasaku saat itu, tanya ku, akankah ini untuk selamanya? terabaikan oleh rintik yang perlahan menjadi badai.. apalagi olehmu, yang kedua pupilnya semakin tenang terlelap makin jauh dari bangunku.....

Hari ini, lama berselang sejak waktu itu, di sini tidak ada hujan, tidak ada sofa hitam yang empuk, juga tidak ada dirimu...
Waktu akhirnya menjawab...

stay strong sangbaine

seorang temanku meninggal hari ini temanku yang adalah suami dari temanku juga masih muda pastinya anak2nya juga masih kecil2 sekali ada tig...