Monday, November 26, 2012

Tato Bunga

Teringat pada sebuah cerita dalam buku kumpulan komik Hanalala.
Tentang seorang putri dengan tato bunga di pergelangan tangannya.
Tato bunga yang bisa bertumbuh, berkuncup, dan mekar, setiap si putri makin cinta pada jodohnya. 
Tato tanda cinta.

Mengapa aku tiba-tiba teringat pada cerita komik itu?

Mmmmmm mungkin karena aku merasa;
sebuah tato bunga yang tidak kelihatan;
tumbuh dengan tiba-tiba;
di pergelangan tanganku;
ketika kemarin aku bertemu dengan dia.

Dia yang mungkin jodohku.

Tuesday, November 20, 2012

Banyak yang Terpanggil, Sedikit yang Terpilih



Dan kuteringat pada satu kalimat dari-Nya
"Banyak yang terpanggil, sedikit yang terpilih"

Menjadi anak-Nya bukan sesuatu yang diperoleh karena hasil usaha anak manusia, tetapi karena Dia terlebih dahulu memilih siapa saja di antara anak manusia yang dianggap-Nya layak menjadi anak-Nya.

Dia bisa saja memanggilmu lewat orang-orang yang mengasihimu, lewat orang-orang di sekitarmu, lewat kelahiranmu, lewat temanmu.

Tetapi, saat Dia tidak memilihmu.

Tidak ada persembahan sebesar apapun yang bisa menyogok Dia menjadikanmu anak-Nya,
tidak ada sedekah semulia apapun yang bisa membuat Dia menjadikanmu anak-Nya,
tidak ada pujian seindah apapun yang bisa membuat Dia menjadikanmu anak-Nya,
tidak ada pelayanan setulus apapun yang bisa membuat Dia menjadikanmu anak-Nya;

Dia adalah Tuhan Yang Maha Memiliki Segala Sesuatu.
Siapakah kamu manusia, sehingga kamu berfikir bahwa dia adalah tuhan materialistis yang akan silau oleh segala sesuatu yang sejatinya adalah miliknya?

Persembahan, sedekah, pujian dan pelayanan bukanlah jalan untuk memperoleh keselamatan, mereka hanyalah alat buatmu mengucap syukur pada Dia Yang telah memilihmu,
mereka hanyalah alat buatmu tetap ingat, siapa Tuhanmu yang sesungguhnya ketika hidup keras menerjang.

Maka, Hati-hati dalam melangkah, salah sedikit saja maka kamu akan menjadi salah satu yang terpanggil tetapi sayangnya tidak terpilih.


Karena, siapa bilang hidup sebagai anak-Nya itu mudah?

Monday, November 5, 2012

Pencuri Paling Jahat



Ada yang bertahan hidup karena kunjungan teratur, setiap minggu, ke Rumah Sakit
Rutinitas yang dimulainya sejak hari pertama dokter mengucapkan vonis kematian
Dia yang selalu bersiap untuk menyambut kematian sambil berkata
untuk orang macam aku, hidup itu tidak usah ngoyo, kematian sudah di depan mata
Tetapi kematian yang ditunggu-tungu itu tak kunjung menampakkan sengatnya.

Ada yang bermuram durja berhari-hari
Untuk vonis dokter yang diterimanya beberapa hari sebelumnya
Dia yang selalu berkata dengan ekspresi sedih
“Bagaimana mungkin? Apa yang akan terjadi pada keluargaku setelah aku pergi?”
Tetapi berbeda dengan dugaan dokter, kematian menjemputnya lebih cepat
Bukan karena penyakit dalam laporan kesehatannya
Tetapi karena penyakti lain, yang hanya bisa dijelaskan oleh ilmu kejiwaan

Ada yang masih tertawa bahagia di pagi hari
Bercanda sambil memakan semangkuk kolesterol
“Kalau sudah waktunya mati, yah mati saja. Dijaga atau tidak pun, semua urusan Tuhan”
Dan di malam hari, di salah satu sesi olahraga, kematian menjemputnya
Tak terduga dan sangat cepat

Ada yang duduk manis dalam pelukan suaminya, menonton tivi
Tidak ada keluhan apapun, tidak ada vonis apapun, tidak ada aktivitas fisik yang keras
Namun, ketika dia tiba-tiba menoleh ke arah suaminya dan bertanya
“Pa, ada apa denganku?”, sambil meraba nadi di leher
Kematian menjemputnya seketika
Terjatuh di pangkuan suaminya, tanpa sempat mendengar jawaban suaminya

Ada yang berbaring berhari-hari di Rumah Sakit
Semua keluarga menemaninya
Dia yang lalu berkata, pada minggu kesekiannya di Rumah Sakit
“Nanti kuburkan aku di samping rumah”
Dan tidak lama berselang, kematian menjemputnya, tepat seperti dugaan






Pencuri paling jahat di dunia ini,
Kematian

Thursday, November 1, 2012

Mau Dibawa Kemana?


Mencegat taxi di depan toko es krim Sangrandi, di hari
libur Idul Adha, pukull 11.00 pm.
Aku dan sahabatku, berbagi jok belakang Taxi Orenz dalam perjalanan pulang setelah seharian melepas rindu di kota pahlawan.
"Jan, waktu pulang kampung kemarin, ketemu aku sama teman
SMP-ku, dulu dia selalu ranking loh. Tetapi sekarang, dia berakhir jadi penjual sayur di pasar", ucap sahabatku tiba-tiba.
"Nah, itu mungkin yang orang bilang dengan garis tangan", ucapku
"Ah gak juga, dia hanya tidak dapat kesempatan yang sama
dengan kita", ucapnya lagi.
"Yah, mau gimana. Kalau emang gak ada dana buat sekolah?
Kalau nasibnya ditakdirkan seperti itu?", ucapku membalas.
"Tapi bisa diubah kan? Kalau dia misalnya diajar jadi
penenun, terus jadi terkenal dan menjadi kaya raya",
ucapnya kira-kira seperti itu.
Yang kujawab dengan, "Entahlah say, yang pastinya, kalau kita tidak lanjut kuliah dan menetap di desa. Kita pasti sudah punya dua atau tiga orang anak, dan mungkin berakhir jadi penjual sayur di pasar", ucapku dengan senyum konyol.
Ketika pak sopir taxi menyela
"Mau belok dimana mbak?"
"Belum Pak, masih di depan sana!", jawab sahabatku kalem.

"Jan, jaman sekarang penenun makin langka loh. Suatu budaya
yang hampir hilang", ucapnya lagi.
"Iyya, anak muda jaman sekarang lebih memilih jadi pembantu
di kota orang daripada jadi pengusaha di desa sendiri",
ucapku miris.
"Buka usaha kain tenun kayaknya bagus nih", ucapnya lagi
"Boleh, ntar ajak temanmu itu, dia kan pintar, pasti bisa
diajar cara menenun. Tetapi kudu ciptakan pasar yang jelas
biar kainnya tidak mubasir", balasku.
"Sep. Hmm... Ntar jual online juga dong, jadi bisa luas
jangkauan pasarnya", ucapnya semangat
"Deal, tapi harus mikirin cara menggaji penenunnya juga Bu.
Mau berdasarkan kain yang sudah ditenun atau kain yang laku dijual atau apa? Ingat, setiap penenun butuh duit untuk biaya hidup sehari-hari, biaya-biaya yang gak bisa menunggu istilah kain belum laku", balasku,yang kemudian mengantarkan kami pada keheningan yang lama, bingung.
Lalu pak sopir taxi menyela lagi,
"Mau belok dimana mbak?"
"Belum Pak, masih di depan sana!", jawabku kalem.

"Eh Jan, ini loh gedungnya keluarga Sampoerna. Gedung paling
go green yang pernah kulihat di kota ini", ucap sahabatku
sambil menunjuk sebuah gedung di pinggir jalan.
"Eh, dengar-dengar sejak jual PT.HMS, keluarga Sampoerna berpindah ke bisnis kelapa sawit yah?", ucapku.
"Gak, masih supply tembakau ke PT. HMS kok. Tetapi gak tau 
juga sih, kalau ada bisnis yang lain lagi. Pastinya keluarga Bakrie tuh yang main kelapa sawit", ucapnya.
"Tahu gak Jan, kelapa sawit itu tanaman yang jahat. Dia
memakan terlalu banyak unsur hara dalam tanah dan merusak ekosistem!", lanjutnya lagi.
"Ya ampun, ini orang Indonesia pasti amnesia semua deh kalau
sampai Pak Bakrie dipilih jadi Presiden. Dapat salam dari
lumpur lapindo dan kelapa sawit deh kamu semua", ucapku sewot.
Lalu pak sopir taxi menyela lagi
"Mau belok dimana mbak?"
"Belum Bapak, masih jauh!", jawab sahabatku agak sewot, kena batunya deh si Pak taxi.

"Film Avatar yang bukan si Ang itu menyindir Papua loh.
Pulau yang dijarah habis-habisan oleh penduduk asing. Sedih yah!", ucap sahabatku sambil menatap tanah kosong di pinggir jalan.
"Dan orang-orang itu tidak sadar, bahwa sebenarnya dia sedang mencuri di buminya sendiri. Apa jadinya bumi ini tanpa
paru-paru hijaunya?", ucapku sambil menoleh ke arah langit, mencari ketiadaan bintang, berharap hujan segera turun, mendinginkan bumiku.
"Mau dibawa kemana masa depan Indonesia?", tanyaku
"Mau dibawa kemana kelangsungan hidup bumi ini?", tanya sahabatku.

Lalu pak sopir taxi menyela lagi
"Mau belok dimana mbak?"
"Ya ampun Bapak, nanti juga kita kasih tahu!", jawabku sewot.

Pak sopir yang malang, mimpi apa dia semalam sehingga
mendapat penumpang macam kami?
Kuarahkan mataku ke kaca di depan pak sopir, mencari
sosoknya di sana, ingin mengirimkan pesan maaf lewat mataku.
Dan ketika mataku bersiborok dengan matanya.
Satu pertanyaan kutemukan di sana.
"Mau dibawa kemana perempuan-perempuan cerewet ini?"



...................................


Dan aku tersenyum padanya lewat mataku.
Perempuan-perempuan cerewet ini Pak,
dibesarkan untuk mencereweti bumi.
Sabarlah,
karena saat perempuan berhenti cerewet,
itu adalah saat ibu pertiwi berhenti hidup.
Dan saat ibu pertiwi berhenti hidup,
siapakah kita selain seonggok debu?

stay strong sangbaine

seorang temanku meninggal hari ini temanku yang adalah suami dari temanku juga masih muda pastinya anak2nya juga masih kecil2 sekali ada tig...