Bapak Tua

Bapak tua yang terduduk lelah di kursi besarnya, di ruang kaca miliknya sendiri.

Bapak tua yang saat sendiri di kursi besarnya, hanya bisa menahan sakit.

Bapak tua yang selalu tersenyum manis, menyapa setiap orang di jalan yang dia lalui.

Bapak tua yang setiap hari bangun dengan ucapan syukur, "terimakasih untuk perpanjangan waktu satu hari ini"

Maafkan aku, karena sempat merasa.

Bahwa masalahku sudah sangat berat.

Dan hampir lupa bersyukur pada Yang Maha Kuasa.

Dan untuk-Mu, Yang Maha Kuasa

Jatah harapanku yang tidak terkabul kemarin.

Bolehkah kutitip untuk Bapak tua itu?

Kumohon, Beri dia lebih banyak perpanjangan waktu.

Cantik atau Bodoh?

Pada Sabtu Malam, kemajuan teknologi melemparkan kenyataan ke dalam genggaman tanganku.
Harapku tidak dikabulkan oleh Si Pengatur Takdir dan aku kalah telak.
Dan seorang sahabat, lalu mengirimkan tulisan ini padaku:

Wanita cantik itu:
Tetap tertawa walau sebenarnya ia ingin menangis
Tetap tersenyum walau sebenarnya ia kecewa
Tetap kuat walau sebenarnya ia sudah tidak sanggup lagi
Tetap semangat walau tertekan oleh masalah
Tetap sabar dan memandang semuanya baik-baik saja walau ia sebenarnya terluka, dan mengisi hidupnya dengan hal-hal dan pikiran positip.


Wanita cantik
Melukis kekuatan melalui proses kehidupan
Bersabar saat tertekan
Tersenyum di saat hati menangis
Diam saat terhina
Mempesona karena memaafkan
Mengasihi tanpa pamrih
Bertambah kuat di dalam doa dan pengharapan


Kamu Cantik... Aku Yakin.




Cantik atau Bodoh itu beda tipis Sahabat.... :(

Terjadilah

Ketika berada di persimpangan.

Dipaksa memilih jalan yang mana.

Kupilih untuk tidak memilih.

Karena tidak memilih pun adalah sebuah pilihan.

Sudah kubawa harapku sejauh yang ku bisa.

Maka, biar takdir bekerja di persimpangan ini.

Terjadilah yang memang harus terjadi.

...

The End... : (