Tuesday, August 28, 2012

Sendal Jepitku

Kemarin aku berhasil memecahkan rekor sprint dari parkiran ke lantai dua kost karena error di bagian perut sehabis ber-nasi uduk di  warung yang katanya cukup terkenal di Makassar.
Hanya singgah di kamar tetangga kost yg kebetulan terbuka untuk nyolong tissue sama sabun cair.
Bahkan gak sempat lepas helm, jaket, tas dan sendal jepit.

Maka berakhirlah aku di toilet kost yg sempit, kepanasan karena berbaju lengkap, ribet karena masih membawa helm dan tas.
Sumpah, hidup itu keras Bung!.
Tetapi ketika badai siksaan itu berlalu, saat aku akhirnya terduduk lega di atas dudukan closet. Kutemukan mataku terjatuh pada sendal jepit yg ikut bersamaku ke dalam toilet.

Sendal jepit yang dulunya berwarna orange neon, yang sekarang, lebih sering dituduh berwarna cokelat..
Sendal jepit yang sudah menggelambir kesana kemari, menipis seiring bertambahnya usia kebersamaan kami.
Sayang gak karu-karuan aku sama sendal jepit itu. Buanget. Kubawa kemana-mana jadinya, ke mall jadi, ke pasar jadi, ke kolam renang jadi, ke kantor juga jadi eeee.

Ketika tiba-tiba kuteringat pada pembicaraan dengan seorang teman saat makan nasi uduk. Dalam bahasa Jawa aslinya tetapi kira-kira artinya seperti ini :
"Sendal jepit yah Jan, jelek, bulukan, gak gaul, gak keren, gak canggih, gak dandan;  Kayak sendal bulukan mu itu;
Gak pernah gak punya pasangan. Nah kamu?"

Nah Aku???
Plak, sendal jepitku mendarat di bokongnya..

Tersenyum, bangkit berdiri dari dudukan closet, buka pintu toilet, helm di tangan kanan, tas di tangan kiri, telanjang kaki.
Sendal jepit? Mana sendal jepit yang kusayang gak karu-karuan itu?
Kutitipkan di tempat sampah toilet.
Mulai malam itu, mereka pacarannya di tempat sampah saja.

:)

Monday, August 27, 2012

Dalam Lima Putaran

Sore kemarin, aku membalaskan keabsenanku di kolam renang, dengan jogging di taman dekat kantor.

Putaran pertama, kulalui dengan jalan kaki santai, kata teman yang menemaniku jogging, itu namanya pemanasan... Dan sekaligus jadi ajang bincang-bincangku bersamanya.
Tidak banyak yang berolah raga sore itu bahkan tak satupun dari mereka yang berusia dibawah 35 tahun kecuali aku dan temanku.
Membuatku tersenyum kecut, ketika teringat pada status BBM yg ku-update sesaat sebelum mulai jogging 
"perempuan kece itu, jogging jam segini sambil berdoa -semoga ketemu cow cakep- #eee motivasinya "
Walaupun status itu cuman buat lucu-lucuan, tetap saja ada sedikit harapan di hati ini, untuk bisa jogging sambil sesekali mengagumi keindahan mahluk adam.

Putaran kedua, aku dan temanku mulai berlari. Pelan, lalu cepat, lalu pelan, lalu cepat. Pelan karena cuma itu kemampuanku, cepat karena aku harus mengejar temanku yang berlari lebih cepat dariku. Hingga pada akhir putaran, kutemukan diriku tertinggal jauh. Temanku sudah jadi titik putih di ujung taman.

Putaran ke tiga, aku resmi bersolo karir.
Pada saat itulah beberapa pertanyaan yang tidak ada kaitannya dengan jogging menghampiriku.

"Bagaimana bila jodohku adalah kakek tua berbaju biru yang berjalan perlahan di depanku. Tetapi karena dia sudah tua, sedangkan aku mengharapkan yang lebih muda. Maka aku melewatkannya dan menghilangkan kesempatan untuk menyapa jodohku"

"Bagaimana bila jodohku adalah seorang lelaki yg berdiri di gerbang kostku tadi pagi, tetapi karena  mata minus tak berkacamataku tak bisa melihat senyumnya, maka aku menghilangkan kesempatanku untuk membalas senyum jodohku"

"Bagaimana bila jodohku adalah seorang temanku. Tetapi karena dia adalah temanku, maka aku membiarkan dia terus menjadi temanku, menghilangkan kesempatanku untuk menjadikan dia jodohku"

"Bagaimana bila jodohku adalah seorang mantanku. Tetapi karena kami tidak cukup siap untuk memulainya hari itu lalu memutuskan untuk berpisah, maka aku  menghilangkan kesempatanku untuk memeluk erat jodohku"

Putaran keempat. Pertanyaan-pertanyaan itu mengantarkanku pada pesan-pesan yang sudah dikirimkan Tuhan melalui banyak cara.

Pada status seorang teman di BBM, yang sempat ku copy paste ke status BBM-ku juga
"Rejeki sudah diatur, jodoh tidak akan tertukar"

Pada sebuah kutipan di salah satu buku yang pernah kubaca tetapi sudah kulupakan judulnya
"If something is meant to be, it will be"

Pada kalimat yang diucapkan oleh seorang atasan di kantorku saat memberi ceramah kepada kami si anak baru
"yang namanya rejeki, kalo emang rejekinya kita, kita kemana-mana pun, rejekinya akan tetap nunggu kita, nunggu untuk kita petik"

Pada tweet @girlposts yang kufollow di twitter
"People who are meant to be together will find their way back to each other. They may take detours, but they're never lost."

Tetapi aku paling suka pada kalimat yang diucapkan oleh temanku kemarin, sesaat sebelum pesawat ke Ambonnya lepas landas. Ada unsur sains yang membuatnya jadi lebih mudah untuk diterima,
"Yang namanya jodoh itu mutlak, semutlak tulang rusuk manusia yang tidak bisa tertukar"


Dan pada putaran kelima, putaran terakhirku sore itu. Aku berhasil mengejar ketertinggalanku, berlari lagi di sisi temanku. No more unanswered questions in my mind.

Thursday, August 23, 2012

Liburan


Sore hari liburan di pulau itu adalah pasir putih, angin sepoi, sebotol aqua dingin, dan sunset.

DONE

Malam hari liburan di pulau itu adalah bale bambu, langit hitam, ribuan bintang, sebuah bintang jatuh serta sebuah harapan padanya.

DONE

Pagi hari liburan di pulau itu adalah pasir putih, tikar anyaman, topi jerami, sunblock di seluruh badan, sunglasses di ujung hidung dan sunrise.

DONE, BUT ALMOST DID NOT

Karena di pagi hari yang cerah bermandikan cahaya mentari, seorang bapak tua tiba-tiba muncul, dan berdiri di depanku, memasang jualannya, menghalangiku dari pemandangan matahari terbit.

Kecewa menyesap perlahan dalam dada, tak sampai hati ini marah pada si kakek yang sedang mencari nafkah.

Lalu tiba-tiba, sebuah bisikan dalam angin pagi menyapaku,
 
"If someone doesn't brighten your life, don’t take off your sunglasses, just find sunshine somewhere else"

Maka daripada bermuram durja dalam bayangan si kakek tua, ini tikar anyaman dan topi jerami kuangkat bersama tubuhku, berpindah ke sisi pulau yang lain.
Masih ada sunshine di tempat yang lain.


Catatan Kaki: sunglasses tetap di ujung hidung...

Wednesday, August 15, 2012

Dompetku

Habis makan siang, di bulan puasa, bersama teman-teman yang tidak merayakan :)
Ketika seorang teman tiba-tiba meraih dompetku dan berpura-pura menyalakan mobilnya memakai dompetku, sambil meniru bunyi pintu mobil unlock (dompetku itu seukuran gantungan kunci mobil).

Terbahak, kuraih dompet itu sambil berkata padanya
"Nanti kalau tabunganku udah cukup buat beli dompet fossil. Dompet itu buat kamu deh!", kataku yang diikutinya dengan celetukan khas dia.
"Ih malas banget, itu dompet sumpah gak ada gaul-gaulnya!"
Maka aku hanya bisa membelalakkan mata yang sepertinya tidak memberi efek garang. Terbukti, dia malah makin terbahak melihatku.
Nasib manusia bertampang kece itu kayak gini nih... ;) mau pasang tampang garangpun, tetap ajak gak kelihatan garang..

Kalian pasti bertanya-tanya, "semahal apa sih dompet fossil itu?"
gak mahal-mahal amat kok, hanya selalu ada pos biaya yang lebih penting daripada pos biaya dompet fossil.
Dan disinilah aku, menyabar-nyabarkan hati memakai dompet model gantungan kunci jadulku.

Teringat pada tweet @shitlicious
"Kalau sekarang dibilang "gak gaul" karena gak punya ini itu, tenang.. karena segala "kegaulan" itu akan jadi norak juga kelak"

Yupss tepat seperti dompet model gantungan kunci jadulku, dulu dia pasti pernah gaul walaupun sekarang noraknya minta ampun.

#Jlebbb

#NasibSeleraTinggiTetapiKeuanganLagiSeret

Saturday, August 11, 2012

We are just the woman of this century

Kami adalah perempuan yang memilih untuk sejajar dengan lelaki dalam karir dan cinta.
Kami mencintai pekerjaan kami sekaligus membencinya dengan takaran yang sama.

Okay, mungkin bencinya tidak seberapa, hanya pada saat si Pak Bos Tersayang tiba-tiba mengirimkan sms lembur di hari Sabtu yang cerah.
Atau saat si Pak Bos Tersayang tiba-tiba mengadakan rapat dadakan di jam mepet makan siang atau jam mepet pulang kantor.

Exactly like today, i’m writing this stuff by sitting on my office desk, on Saturday Noon. Working while blogging 
#upsss sepertinya terbalik.

Perempuan yang bekerja, semata-mata untuk membiayai kebutuhan sehari-hari dan jalan-jalan dan nongkrong dan belanja on-line dan jam body building dan jam perawatan kecantikan dan untuk mengisi waktu diantara weekend... #heeeeeeee yang ini agak lebay deee

Perempuan yang menghabiskan bertahun-tahun hidupnya di rumah sewaan atau kamar sewaan. Rumah keluarga hanya menjadi tempat berlibur di suatu hari raya, bukan untuk menetap.

Perempuan yang memulai pagi dengan doa pembuka hari, sarapan secangkir milo hangat dan sepotong cokelat atau hanya semangkuk salad diet.

Perempuan yang sarapan sambil memeriksa si kutek kuku, masih layak pakaikah atau sudah saatnya dibersihkan? mengecek recent update BBM untuk mengomentari beberapa personal message, menelepon si emak atau si bapak atau si kakak atau si adek atau si teman atau si yayang #kalau gak jomblo.

Perempuan yang membabu di pagi hari,lap-lap,sapu-sapu, cuci-cuci,kibas-kibas. Me-review kebutuhan-kebutuhan rumah/kamar sewaan dan mencatat itu semua di note handset, sebelum akhirnya mandi dan siap-siap buat ngantor. Dandan? Di toilet kantor kan bisa, daripada telat ngantor coba?

Perempuan yang pulang kantor di sore hari, tetapi tidak akan menampakkan diri di rumah/kamar sewaan sampai petugas ronda memulai shift malamnya.

Perempuan yang mengisi waktu mendekat jam pulang kantornya dengan chatting via BBM. Ngatur jam nongkrong dan tempat nongkrong. Atau browsing jadwal tayang bioskop. Atau hapalin lagu terbaru buat karaoke's time

Perempuan yang pulang pergi kantor dengan mengendarai motor, kalau agak tajir dikit, yah pakai mobil lah. Sendiri. Gak pake pak sopir.

Perempuan yang tidak pernah lupa mengecek daftar kebutuhan di note handset-nya dalam perjalanan pulang dari kegiatan-apapun-setelah-jam-kantor. Yang menyempatkan diri untuk belanja kebutuhan kulkas di supermarket terdekat. Atau yang tiba-tiba belok ke toko serba ada karena harus beli benang warna merah darah, untuk baju yang kancingnya lepas kemarin atau sekedar untuk membeli pembersih kutek kuku.

Perempuan  yang memulai aktifitas rumah/kamar sewaan malam dengan luluran sambil bergosip dengan tetangga sebelah
Bergosip dari Sabang sampai Merauke, dari entertaintment sampai politik, dari hoax sampai fakta.

Mengabsen si yayang #Kalau gak jomblo.

Perempuan yang menutup hari dengan merayap perlahan ke tempat tidur dengan sebuah buku bacaan di tangan dan seucap doa pengantar tidur.

We have a job, have our own money, have our own defenition about being happy but still do the ini-mah-emang-udah-tugasnya-anak-perempuan thing.
Yeah... kami perempuan abad ini.

stay strong sangbaine

seorang temanku meninggal hari ini temanku yang adalah suami dari temanku juga masih muda pastinya anak2nya juga masih kecil2 sekali ada tig...