Tuesday, October 23, 2012

Menjadi Lebih Baik

Untukmu

Ingin ku selalu menjadi lebih baik

Agar ketika kamu di sisiku

Mereka akan melihatmu

Lalu berkata

Betapa beruntungnya kamu mendapatkanku

Yang mereka tidak tahu

Aku menjadi lebih baik

Karena di mataku selalu hanya ada kamu


Monday, October 22, 2012

Rasa Sakit


Rasa sakit yang muncul saat harus melepaskan sesuatu yang sangat disukai, sesuatu yang telah ditunggu kehadirannya bertahun-tahun.

Rasa sakit saat kamu tahu, kamu bisa saja memiliki sukamu.
Dia sudah dalam genggaman tangan bahkan harganya sanggup kamu bayar.
Tetapi, harga itu akan mendukakan Tuhanmu.

Rasa sakit, saat kamu kemudian memilih untuk mengalah,
melepaskan sukamu dan menjadi egois pada diri sendiri.
Demi belajar mencintai Tuhanmu lebih dari apapun yang ada di muka bumi.

Rasa sakit yang kamu pilih
Atas janji Tuhanmu padamu,

Janji, bahwa bagi mereka yang baik, yang terbaik akan menjelang.

Janji yang membuatmu berdiri teguh, melihat sukamu perlahan lepas dari genggaman tangan.

Walaupun tetap di dalam sana
Sakitnya sungguh

Thursday, October 18, 2012

Hujan Pertama



Tak perlu melihat langit untuk tahu hujan turun
Tak perlu melihat kamu untuk tahu ada kamu di hatiku

Semoga langit kotaku, sama dengan langit kotamu.
Agar rinduku padamu, yang menguap ke langit kemarau kemarin.
Bisa jatuh dalam hujan, ke atasmu.

Jangan pakai payung di hari pertama hujan membasahi kotamu.
Aku tak mau rinduku padamu, jatuh di atas payungmu dan memantul ke lelaki lain yang bukan kamu.

Berdirilah dalam hujan, buka tanganmu lebar2, tengadahkan kepalamu ke langit, dan biarkan hujan turun di atasmu.

Rasakan aku dalam rinduku di hujan yang membasahimu.

Sungguh,
Aku rindu kamu.


#MengenangHariPertamaHujanDiMusimHujan2012

Wednesday, October 10, 2012

Jomblo Bahagia



Seorang teman bertanya padaku beberapa hari yang lalu.

"Berat yah jadi kalian?"

"Kalian siapa?", tanyaku

"Yah kalian, perempuan-perempuan jomblo ketika satu persatu teman kalian menikah dan memiliki anak. Berat kan perjuangan mencari pasangan hidup? Berat kan menjawab pertanyaan KAPAN?", jawabnya

"Bukan ingin mengatakan bahwa mencari pacar, menikah dan punya anak itu gampang. Tetapi ada yang lebih berat daripada sekedar memperoleh semua itu Dodol", jawabku sambil menghadiahkan jeweran di kupingnya, jeweran yang membuat segaris cengiran tolol, muncul di wajahnya.

"Apa?", balasnya masih dengan cengiran tolol di wajahnya, yang membuatku mengirimkan jeweran lain, masih di kupingnya yang sama. Meninggalkan jejak merah di sana.

"Mencari kebahagiaan"

"Bagaimana menjadi bahagia sebagai perempuan-perempuan jomblo ketika satu persatu teman kami menikah dan memiliki anak"

"Menjadi bahagia dengan belajar berdamai dengan keadaan, menerima diri sendiri, percaya pada diri sendiri dan mencintai diri sendiri. Apa adanya.".

"Kalau dirimu tidak bisa bahagia saat sendiri, maka bersama orang lain pun tidak akan membuatmu bahagia"

"Kalaupun kemudian kamu bersama orang lain dan merasa bahagia, itu hanyalah kebahagiaan semu"

"Mengapa? Karena ketika orang itu pergi meninggalkanmu dan kamu tertinggal sendirian lagi, maka bahagia itu pun lenyap"

"Ketika kamu bahagia dengan dirimu sendiri, tidak peduli apapun yang terjadi, tidak peduli siapapun yang pergi meninggalkanmu, selalu ada satu yang tidak akan pernah meninggalkanmu. Dirimu sendiri"

"Kalau diri sendiripun tidak bisa kamu cintai, maka saat semuanya pergi, tidak akan ada yang tersisa pada dirimu. Bahkan dirimu sendiri pun seolah pergi meninggalkanmu"

"Jadi, entah kamu perempuan atau lelaki, saat engkau sedang sendirian, belajarlah untuk mencintai dirimu sendri dengan benar. Jangan terburu-buru masuk dalam suatu hubungan", ucapku.


Ketika kalimatku selesai, kuping temanku sudah tidak merah dan cengiran tololnya pun menghilang.
Maka kami pun saling mengedipkan alis, meraih gelas kopi-susu masing-masing, dan membahas cuaca malam itu yang mendadak sejuk. 



"Take a quality time with your self. Dan belajarlah mencintai dirimu sendiri"

"Sehingga, ketika kamu menemukan pasangan hidupmu kelak,
kamu tidak akan pernah kehilangan dirimu sendiri saat bersamanya
dan diapun tidak akan kehilangan dirinya sendiri saat bersamamu"

Karena "kita" itu terdiri dari "aku dan kamu"

Friday, October 5, 2012

Fondasi yang Baik


Sedang duduk aku di lengan kursi seniorku, menemaninya menatap layar monitor, memelototin perempuan dengan gaun warna warni di sana.
Ketika, Seorang Ibu  dari ruang sebelah tiba-tiba datang,  menjawil pipiku sambil menawarkan anaknya,
"Jan, mau jadi mantunya Ibu gak?", ucapnya tenang, tanpa tendeng aling-aling.
“Lah Bu, kan anaknya Ibu sudah punya pacar”, ucapku dengan heran, yang hanya dijawabnya dengan santai,
“Kan janur kuning belum melengkung Jan, bisa diatur lah!”.
Terperangah, aku hanya bisa menjawab, "Wah dicoba dulu yah Bu!"
Dan kami pun membahas beberapa tetek bengek tidak penting lainnya hingga dia berlalu pergi.

Anak Ibu itu tidak jelek kok, sungguh, dia tidak memalukan untuk dibawa ke arisan.
Anak Ibu itu juga punya masa depannya yang cerah, tidak lama lagi, dia akan aktif bekerja di perusahaan dengan gaji yang fantastis.
Anak Ibu itu juga terkenal akan keramahannya, asik diajak ngobrol kata orang.
Dan yang lebih bagus lagi, Ibunya sudah setuju, tidak perlu khawatir masalah mengurus surat kelakuan baik pada orang tuanya.

Dalam kondisi ini, aku bisa saja menari-nari dan  menjawab YA.
Bukankah ini yang ditunggu-tunggu oleh setiap perempuan,
ketiban calon suami potensial.
Tetapi ternyata, logika dan hatiku menjawab TIDAK.

Mengapa?

Karena, kalau kamu memiliki sesuatu setelah merebutnya dari pemilik sebelumnya.
Maka, saat itu, kamu hanya sedang memiliki sesuatu yang tidak bisa setia.

Selalu ada awan di atas awan, selalu akan ada yang lebih baik dibanding kamu.

Berapa lama kamu bisa memiliki kesetiaan dari sesuatu yang bisa direbut dengan mudahnya?

Ingat

Rumah yang baik tidak bisa berdiri di atas fondasi yang tidak baik.

stay strong sangbaine

seorang temanku meninggal hari ini temanku yang adalah suami dari temanku juga masih muda pastinya anak2nya juga masih kecil2 sekali ada tig...