Friday, December 18, 2015

EMANSIPASI

Emansipasi /eman·si·pa·si/ /émansipasi/ n 1 pembebasan dari perbudakan; 2 persamaan hak dalam berbagai aspek kehidupan masyarakat (seperti persamaan hak kaum wanita dengan kaum pria): Kartini adalah tokoh -- wanita Indonesia;
-- wanita proses pelepasan diri para wanita dari kedudukan sosial ekonomi yang rendah atau dari pengekangan hukum yang membatasi kemungkinan untuk berkembang dan untuk maju

"Persamaan hak" dalam penjelasan KBBI di atas, bukankah berarti "wanita dan pria diperlakukan sama, melakukan hal yang sama, dipandang sederajat"?.

Dunia hari ini....
Beberapa wanita meminta terlalu berlebihan,
Sedangkan beberapa pria seperti lupa meminta.

Para wanita yang terlalu sibuk mencari uang cicilan rumah,
sehingga tak lagi punya waktu untuk menjaga anaknya yang sakit.
Sedang prianya terlalu sibuk mengganti popok anak di rumah,
sehingga tak lagi punya waktu untuk menafkahi keluarganya.


teringat lagu Aa' Ariel
"pikiranku tak dapat kumengerti"
"kaki di kepala, kepala di kaki"

Wednesday, December 16, 2015

Jengkellah Selagi Masih Bisa

Emak-emak di kantor ada yang lagi jengkel pada suaminya, yang katanya "gak bisa diandalkan untuk ngurusin anak".
Emak-emak yang lain malah lagi jengkel pada suaminya, karena katanya "gak romantis!"

Lalu aku teringat pada suatu waktu, ketika aku pulang kampung.
Menemani Ibu memberi makan babi peliharaannya, di kandang babi buatan bapakku.

Aku sedang bercerita tentang perjalananku ke suatu kota di Papua dalam rangka dinas. Ketika dia tiba-tiba bernostalgia tentang masa PeEnEs-nya, pada waktu-waktu perjalanan dinasnya ke luar kota. Bukan tentang kota yang dia datangi. Bukan juga tentang tujuannya melakukan perjalan dinas.
Tetapi pada satu kesamaan dari semua dinas ke luar kota itu.
"Bapakmu kalau dinas ke luar kota. Mesti nelpon dan sms berkali-kali, setiap hari. Ngabarin dia dimana, sama siapa, dan sedang bikin apa. Macam pamer"
"Tapi giliran Ibu yang dinas ke luar kota. Tak pernah sekalipun dia sms atau nelpon nanya kabar, pun kalau ibu sms atau nelpon ngasih kabar, Bapak nanggapinnya biasa ajah. Macam gak rela karena Ibu yang dapat dinas ke luar kota"
"Bapakmu yang kayak gitu itu, yang dulu selalu bikin Ibu jengkel"
Kata Ibu sambil mengangkat ember makanan babi dan menuangkannya isinya ke palungan.
"Tapi sekarang, kalau cerita tentang Bapak, malah yang kayak gitunya itu yang teringat duluan, bikin kangen", kata Ibu sambil memamerkan segaris senyum rindu.

Maka aku menyadari satu hal.
Cerita Ibu sama dengan cerita emak-emak di kantorku.
Cerita tentang perasaan jengkel seorang istri pada suaminya.
Perbedaannya hanya pada fakta, bahwa kalimat Ibu memakai kata "dulu".

Berbahagialah kalau saat ini anda sedang dibuat jengkel oleh orang yang anda sayangi.
Karena anda hanya akan bisa jengkel pada seseorang yang masih bernafas, masih hidup.
Karena manusia yang katanya adalah mahluk ciptaan Tuhan yang paling mulia, tidak akan tega untuk merasa jengkel pada mereka yang sudah mendahului ke hadirat-Nya.

Jadi, selama masih bisa.
Jengkellah dengan berbahagia!
Jengkellah pada suami yang tidak bisa diandalkan untuk mengurus anak, saat ini.
Jengkellah pada suami yang tidak romantis, saat ini.
Jengkellah pada suami yang suka travelling sendirian, saat ini.
Karena pada waktunya, semua rasa jengkel itu akan menjadi "dulu"
Menjadi kenangan manis.


Selamat jengkel!

Wednesday, November 11, 2015

wake up, please!

Jangan merendahkan diri hanya karena ingin dia tinggal lebih lama.
Kau tidak akan bisa membuatnya jatuh cinta lagi, bila kau bahkan tak punya harga diri.

Tidak ada seorang perempuan pun yang pantas menghamba cinta, menjadi pilihan kedua.

Keep Your Head Up Princess, Don't Let Your Crown Fall.



Untuk seorang teman!
Please wake Up

Thursday, July 30, 2015

Berharap dengan Benar, Berdoa dengan Yakin

sepertinya selama ini
saya sudah sering salah dalam berharap
lebih salah lagi dalam berdoa
ngakunya sih berharap, doanya sih meminta
tapi,
bila diadakan survei di dalam hati,
pasti dapat atau pasti tidak dapat?
yg menang pasti yang kedua,
"Pasti tidak dapat!"

see the point!

maka saat ini
mulai mencoba lebih baik
berharap dengan benar, berdoa dengan yakin

kalaupun nanti tidak dapat
artinya memang belum rejeki

namun segera berharap lagi dengan benar,
berdoa lagi dengan yakin,
untuk perjuangan setelah itu

tapi Tuhan,
untuk saat ini,
ijinkanlah anak-Mu ini sedikit was2, sedikit khawatir,
sambil berharap dan berdoa,
nanti pasti dapat!

Thursday, July 23, 2015

beruang terluka

Kupikir aku pathetic

Tidak bersyukur untuk kebahagiaan yang sebenarnya telah dimiliki
Lalu iri pada kebahagiaan milik orang lain
Tapi tidak mau berjuang untuk bisa memiliki kebahagiaan macam itu

Tapi,
Kalimat terakhir kurang tepat

Telah banyak aku berjuang
Lebih banyak dari sebagian mereka
Sebagian mereka bahkan memperolehnya sebelum berharap
Aku sudah melakukan banyak hal yang sebagian mereka belum pernah dengar
Yang bahkan tetap mereka tidak mengerti walau telah kuterangkan berkali-kali,

"tapi semua usaha yang dilakukan, belum membawa kebahagiaan macam itu"

Kecewa karena terus menerus gagal
Aku sedang pahit hati

Dan seperti beruang terluka
Aku mengangkat cakarku pada setiap yang mendekat
Pada yang hendak melukai lebih dalam
Pun pada yang hendak merawat luka-lukaku

Oh, sabarlah sedikit lagi,
Jangan marah saat kubentak,
Atau saat aku tertawa palsu pada becandamu
Aku sedang mencoba mengangkat puing-puing harga diriku
Mengobati lukaku dengan waktu dan doa dan harap

Karena kalimat ketiga tidak akan pernah berlaku untukku

Besok aku akan berjuang lagi

"maka semua usaha yang dilakukan, akan membawa kebahagiaan macam itu" 

Friday, June 19, 2015

cinta, hasrat dan keras kepala

Itu cinta yg membuat kita memilih pasangan jiwa.
Itu hasrat yg membuat kita berani melangkah ke pernikahan.

Tapi kadang,

Ketika emosi melanda,
Cinta dan hasrat itu seakan tdk cukup.

Hanya kekeras-kepalaan untuk tetap bersama.
Yg membuat seorang suami, yang sedang marah.
Kembali pulang ke ranjang istrinya di malam hari.

Walau hanya untuk sekedar beristirahat.
Walau hanya punggung bertemu punggung.

Dan ketika fajar menyingsing,
Mungkin mereka akan merundingkan gencatan senjata.
Atau,
Mungkin mereka masih akan melanjutkan perang sehari lagi.

Apapun itu, rumah tangga masih berdiri.

Karena perpecahan dalam rumah tangga pasti ada.
Tetapi kekeras-kepalaan untuk bertahanlah, yang akan menolong rumah tangga untuk tetap berdiri tegak.

Monday, April 20, 2015

Konvoi hari terakhir UAN SMA


Kena macet aku pas pulang kantor hari Rabu kemarin, sekali-kalinya lewat jalan samping lapangan ngehits-nya Kota Makassar, eh langsung ketemu macet.
Di depan ada belasan motor, di belakang malah ada puluhan motor. Anak SMA lagi syukuran UAN hari terakhir, konvoi di jalanan besar Kota Makassar, bikin macet di seputaran lapangan ngehits-nya Kota Makassar.

Damn! Penting banget yak anak SMA adakan acara konvoi hari terakhir UAN?”, responku saat itu, yang secara tidak langsung, menunjukkan ketuaanku.

Kalau ini kejadian 10 tahun lalu, mungkin ceritanya akan berbeda. Aku akan langsung celingak celinguk ngecek dari satu motor ke motor lain, “ada yang kukenal kah?”, “ada yang cakep kah?”, terus kalau ada yang aku kenal, langsung manggil2 norak, terus ikut konvoi deh. Mungkin.

Tapi dari respon pertamaku saat itu, aku sadar satu hal, aku sudah menua, raga dan jiwa.

Artinya dulu pernah muda dong?
Artinya dulu pernah lulusan sma juga?
Artinya dulu pernah ikut konvoi ?

Iyya lah. Pernah muda, pernah lulus sma, tetapi gak pake konvoi.
Untuk anak SMA jamanku dulu, bawa motor itu suatu kemewahan.
Sedang untuk teman se-SMA ku dulu, bawa motor itu suatu kebodohan.

Ngapain bawa motor kalau jarak sekolah sama kamar tidur hanya sepelemparan batu?
Ngapain konvoi kalau mau ke sekolah terdekat ajah, harus nyambung angkot sekali?

Sekolah berasrama di pinggir kota itu mah kayak gitu modelnya.
Boro-boro konvoi, habis UAN, kita malah sibuk-sibuk ngepak baju kotor buat dibawa pulang ke rumah.
Boro-boro konvoi, habis acara perpisahan, kita langsung cuss ke luar kota, ikut bimbel SPMB.
Boro-boro konvoi, semprot-semprot baju pakai piloks ajah gak dibolehin sama kepala asrama.

Setelah kupikir-pikir.
Wajar juga sih responku rabu kemarin itu.
Kehidupan anak SMA sekarang terlalu berbeda dengan SMA ku dulu.
Konvoi-konvoi, bikin macet, otak kosong  #Upssssss

Friday, February 13, 2015

Rumah Ce7ujuh

Kemarin Minggu.
Si Suami lagi beberes halaman belakang.
Di tanah kosong yang "ceritanya" bakalan jadi dapur.

Kenapa pake kata "ceritanya"?

Yah gimana gitu yak.
Kita belum ada bayangan kapan rencana ini bisa kesampaian.
Pundi-pundi kami masih dalam tahap isi ulang.
Pesta kawinan kemarin sungguh menguras tabungan;
juga obsesi iphone suami istrian itu :))

Besides,
kami adalah penganut paham,
"Pamali melakukan renovasi rumah hingga konsep untuk keseluruhan rumahnya fix".
Vermak baju dua kali ajah kita gak mau, apalagi renovasi rumah?

Proposal master plan Rumah Ce7ujuh nya belum rampung,
Si Suami dan Si Istri masih belum satu visi misi.
So, renovasi masih akan jadi “ceritanya” sampai Rapat Umum Pemegang Saham Rumah Ce7ujuh selesai digelar. Titik.

Heboh banget yak?
Ya iyya lah, ini adalah rumah yang diimpikan sejak lama;
Jauh  sebelum kami memutuskan untuk menikah :). 

Waktu saya lagi heboh fitting gaun pemberkatan, milih makanan buat tamu, siapin playlist lagu di resepsi dan tetek bengek pernikahan lainnya.
Si Calon Suami malah heboh nyuruh Si Calon Istrinya (aka saya) buat nyari rumah idaman kami,
- Rumah milik sendiri
- Ukurannya cukup besar sehingga tidak perlu berlantai dua
- Halamannya harus luas
- Kalau bisa lokasinya di tengah kota 

Tetapi namanya juga hidup, kenyataan tidak selalu sama dengan rencana.
Rumah seperti itu hanya ada untuk pengantin baru yang kaya minta ampun atau,
pengantin baru yang orang tuanya kaya minta ampun.
Karena kami bukan salah satunya :(
Maka kami memutuskan untuk nyari kontrakan dulu,
sambil nabung buat beli rumah.

Nah, pada suatu Sabtu sore, pas lagi nyari kontrakan.
Kami akhirnya menemukan calon rumah idaman kami.
Unit terakhir di sebuah kompleks perumahan, dibangun di suatu perkampungan tua, di tengah kota Makassar.
Rumah terakhir dari tiga puluh unit rumah dalam kompleks perumahan itu.
Model rumahnya biasa saja, tanahnya termasuk luas walau tidak seluas harapan kami, untunglah lokasinya sesuai harapan, harganyapun masih dalam radius kemampuan kami.
Yay!

Tetapi mas marketingnya kejam, kami harus menyetorkan uang tanda jadi di hari Senin.
Yang berarti, kami hanya diberi waktu sehari untuk melakukan survey lokasi.
Mana sempat?
Untung seorang teman yang bekerja di departemen kredit sebuah Bank, bersedia menolong kami.
Hari Senin pagi, sebelum kami resmi membayar uang tanda jadi, dia akan meminta Mas Appraisal kantornya untuk menilai perumahan itu, untuk kami, For Free.
And thanks God, semua berjalan sesuai harapan. Mas Appraisal memberi penilain safe, clear, and clean untuk perumahan kami.
Yay!
Problem one done!.

Masalah baru muncul lagi saat mencari KPR.
Duit buat DP gak nyampe 20% dari harga rumah, yang kata Developer, mengikuti standar dari pihak Bank.
Untunglah, temanku tadi, ngasih informasi yang menyejukkan hati.
Pemerintah ternyata memberi kelonggaran pemberian KPR dengan DP 10%, dengan syarat dan ketentuan, sebagai berikut:
- Pendapatan bulanan si calon pembeli, harus dapat mengcover cicilan bulanan. Dapat atau tidaknya akan dihitung oleh appraisal dari Bank pemberi KPR.
- Calon pembeli yang namanya akan tercantum dalam surat kepemilikan, harus menetap di kota tempat rumah itu berada.
- KPR dengan DP 10%, hanya diberikan sekali, yaitu saat pengurusan KPR yang pertama.
- Kredit lunak ini hanya berlaku untuk pembelian rumah dengan tipe dibawah tipe 70m2.
Atas bantuan temanku itu dan rekannya yang baik serta Bos Departemen Kredit yang tidak kalah baiknya.
Maka kurang dari seminggu, putusan KPR dengan DP 10% sudah keluar.
Yay!
Problem two done!.

Saat urusan Bank beres, giliran Developer yang buat masalah.
DP beserta biaya lain2 harus segera dibayarkan. Ini rincian biaya lain2nya: 
- Bea Perolehan Hak atas Tanah dan Bangunan (BPHTB)
- Bea Akad Jual Beli
- Bea Administrasi
- Bea Provisi Bank
- Bea Notaris
- Bea APHT
- Angsuran Pertama
- Biaya Asuransi Jiwa dan Kebakaran
- Biaya Balik Nama
- Biaya Peningkatan Hak dari HGB ke SHM
- Bea Materai
Kecil sih nilai masing-masingnya, Tetapi kalau ditotal nilainya jadi 5% harga rumah.
Maka, setelah doa berhari-hari, pinjam kesana kemari,
duit untuk menutupi biaya DP dan biaya lain2 akhirnya ditemukan;
Dapat tambahan biaya untuk up-grade pondasi pulak.
Terimakasih untuk kakak-kakak, adek-adek, dan koperasi kantor :* (cium satu-satu).
Yay!
Problem Three done!

Baiklah kembali ke Rumah Ce7ujuh.
Kemarin itu, Si Suami inisiatif bikin lantai semen darurat di belakang.
Kan kerja sendiri, jadi hemat!
Kan modalnya cuman sesak semen, jadi hemat!
Ada Istri manis yang pintar mijit pulak!
Gak diitung renovasi itu mah, jadi diizinkan ;)


* What i love most about my home
is who i share it with

Tuesday, February 10, 2015

Dibikin Meleleh

Habis blogwalking, baca tulisan beberapa blogger perempuan yg membahas tentang hal yg lelaki bisa lakukan untuk membuat perempuan meleleh.
Dan mendadak dangdut, aku jadi rindu sama Si Suami.
Apa yg dia lakukan yg bisa bikin aku meleleh?
Banyak!
Sumpah gak pake berlebihan aku ini.
Emang banyak banget!
Ada banyak hal yg berlompatan dalam pikiranku. 

But let me tell you some.

Dia bisa tersenyum bahagia saat aku sedang begitu heboh bercerita tentang ide menulisku, padahal dia bukan pembaca tulisan sejenis blogku ;).

Dia bisa bangga sama besarnya dengan rasa banggaku, saat melihat benih lemon kami yang mulai bertumbuh dalam kaleng-bekas-cat-yg-sudah-dipilox-hijau-olehnya.

Dia bisa tersenyum lebih licik dariku, saat aku mengeluarkan ide tentang membeli murah sebuah lemari tua rusak, untuk diperbaiki berdua atas nama romantisme hemat #PengantinBaruKere.

Dia bahkan tidak marah saat menemukan jejak kakiku di atas lantai semen yang baru dibuatnya di belakang rumah; Hanya menghela nafas panjang sambil memberi tatapan "Isriku ini, kayaknya agak2 deh!".

***

Kadang untuk membuat perempuan meleleh, hanya perlu perbuatan sederhana, yg lelaki itu lakukan secara alami, untuk perempuannya. 

P.s: untuk Si Suami, kalau kau baca tulisan ini. Jangan malas-malas yak untuk membuat istrimu ini, terus meleleh dalam happyly ever after-nya kita ini. xoxo.

stay strong sangbaine

seorang temanku meninggal hari ini temanku yang adalah suami dari temanku juga masih muda pastinya anak2nya juga masih kecil2 sekali ada tig...