Friday, February 13, 2015

Rumah Ce7ujuh

Kemarin Minggu.
Si Suami lagi beberes halaman belakang.
Di tanah kosong yang "ceritanya" bakalan jadi dapur.

Kenapa pake kata "ceritanya"?

Yah gimana gitu yak.
Kita belum ada bayangan kapan rencana ini bisa kesampaian.
Pundi-pundi kami masih dalam tahap isi ulang.
Pesta kawinan kemarin sungguh menguras tabungan;
juga obsesi iphone suami istrian itu :))

Besides,
kami adalah penganut paham,
"Pamali melakukan renovasi rumah hingga konsep untuk keseluruhan rumahnya fix".
Vermak baju dua kali ajah kita gak mau, apalagi renovasi rumah?

Proposal master plan Rumah Ce7ujuh nya belum rampung,
Si Suami dan Si Istri masih belum satu visi misi.
So, renovasi masih akan jadi “ceritanya” sampai Rapat Umum Pemegang Saham Rumah Ce7ujuh selesai digelar. Titik.

Heboh banget yak?
Ya iyya lah, ini adalah rumah yang diimpikan sejak lama;
Jauh  sebelum kami memutuskan untuk menikah :). 

Waktu saya lagi heboh fitting gaun pemberkatan, milih makanan buat tamu, siapin playlist lagu di resepsi dan tetek bengek pernikahan lainnya.
Si Calon Suami malah heboh nyuruh Si Calon Istrinya (aka saya) buat nyari rumah idaman kami,
- Rumah milik sendiri
- Ukurannya cukup besar sehingga tidak perlu berlantai dua
- Halamannya harus luas
- Kalau bisa lokasinya di tengah kota 

Tetapi namanya juga hidup, kenyataan tidak selalu sama dengan rencana.
Rumah seperti itu hanya ada untuk pengantin baru yang kaya minta ampun atau,
pengantin baru yang orang tuanya kaya minta ampun.
Karena kami bukan salah satunya :(
Maka kami memutuskan untuk nyari kontrakan dulu,
sambil nabung buat beli rumah.

Nah, pada suatu Sabtu sore, pas lagi nyari kontrakan.
Kami akhirnya menemukan calon rumah idaman kami.
Unit terakhir di sebuah kompleks perumahan, dibangun di suatu perkampungan tua, di tengah kota Makassar.
Rumah terakhir dari tiga puluh unit rumah dalam kompleks perumahan itu.
Model rumahnya biasa saja, tanahnya termasuk luas walau tidak seluas harapan kami, untunglah lokasinya sesuai harapan, harganyapun masih dalam radius kemampuan kami.
Yay!

Tetapi mas marketingnya kejam, kami harus menyetorkan uang tanda jadi di hari Senin.
Yang berarti, kami hanya diberi waktu sehari untuk melakukan survey lokasi.
Mana sempat?
Untung seorang teman yang bekerja di departemen kredit sebuah Bank, bersedia menolong kami.
Hari Senin pagi, sebelum kami resmi membayar uang tanda jadi, dia akan meminta Mas Appraisal kantornya untuk menilai perumahan itu, untuk kami, For Free.
And thanks God, semua berjalan sesuai harapan. Mas Appraisal memberi penilain safe, clear, and clean untuk perumahan kami.
Yay!
Problem one done!.

Masalah baru muncul lagi saat mencari KPR.
Duit buat DP gak nyampe 20% dari harga rumah, yang kata Developer, mengikuti standar dari pihak Bank.
Untunglah, temanku tadi, ngasih informasi yang menyejukkan hati.
Pemerintah ternyata memberi kelonggaran pemberian KPR dengan DP 10%, dengan syarat dan ketentuan, sebagai berikut:
- Pendapatan bulanan si calon pembeli, harus dapat mengcover cicilan bulanan. Dapat atau tidaknya akan dihitung oleh appraisal dari Bank pemberi KPR.
- Calon pembeli yang namanya akan tercantum dalam surat kepemilikan, harus menetap di kota tempat rumah itu berada.
- KPR dengan DP 10%, hanya diberikan sekali, yaitu saat pengurusan KPR yang pertama.
- Kredit lunak ini hanya berlaku untuk pembelian rumah dengan tipe dibawah tipe 70m2.
Atas bantuan temanku itu dan rekannya yang baik serta Bos Departemen Kredit yang tidak kalah baiknya.
Maka kurang dari seminggu, putusan KPR dengan DP 10% sudah keluar.
Yay!
Problem two done!.

Saat urusan Bank beres, giliran Developer yang buat masalah.
DP beserta biaya lain2 harus segera dibayarkan. Ini rincian biaya lain2nya: 
- Bea Perolehan Hak atas Tanah dan Bangunan (BPHTB)
- Bea Akad Jual Beli
- Bea Administrasi
- Bea Provisi Bank
- Bea Notaris
- Bea APHT
- Angsuran Pertama
- Biaya Asuransi Jiwa dan Kebakaran
- Biaya Balik Nama
- Biaya Peningkatan Hak dari HGB ke SHM
- Bea Materai
Kecil sih nilai masing-masingnya, Tetapi kalau ditotal nilainya jadi 5% harga rumah.
Maka, setelah doa berhari-hari, pinjam kesana kemari,
duit untuk menutupi biaya DP dan biaya lain2 akhirnya ditemukan;
Dapat tambahan biaya untuk up-grade pondasi pulak.
Terimakasih untuk kakak-kakak, adek-adek, dan koperasi kantor :* (cium satu-satu).
Yay!
Problem Three done!

Baiklah kembali ke Rumah Ce7ujuh.
Kemarin itu, Si Suami inisiatif bikin lantai semen darurat di belakang.
Kan kerja sendiri, jadi hemat!
Kan modalnya cuman sesak semen, jadi hemat!
Ada Istri manis yang pintar mijit pulak!
Gak diitung renovasi itu mah, jadi diizinkan ;)


* What i love most about my home
is who i share it with

No comments:

Post a Comment

stay strong sangbaine

seorang temanku meninggal hari ini temanku yang adalah suami dari temanku juga masih muda pastinya anak2nya juga masih kecil2 sekali ada tig...