Pesawat lepas landas, memberi pemandangan sawah yang berubah menjadi pola hijau kecil di kejauhan. Pemandangan indah yang bisa kau lirik dari atas koran bacaanmu.
Tangis gadis yang duduk di sampingmu sudah mereda ketika kau menyempatkan diri merogoh saku belakang celana, mencari sapu tangan untunya. Sayang, hanya ada tissue motif sayap burung salah satu maskapai penerbangan disana. Lecek tapi bersih.
Gadis yang belum kau lihat wajahnya itu masih tertunduk dan bahkan tak menoleh ketika menerima tissue darimu.
Dan “Srottttt”, suara si Gadis membersihkan hidungnya, terdengar dari balik koran bacaanmu.
“Mengapa ada tissue pesawat G****A di pesawat M*****I?”, tanya gadis itu tiba-tiba, sambil menjulurkan wajahnya dari sisi atas koran yang kau baca, dalam tawa.
“Sisa penerbangan kemarin!”,jawabmu
“Terimakasih yah... “, ucapnya sambil tersenyum manis.
"Iya......", jawabmu yang dibalasnya dengan senyuman masih dari atas koran bacaanmu.
"Kamu air mata buaya yah?”, katamu yang hanya dijawab dengan alis terangkat, membuatmu melanjutkan dengan kalimat penjelas
“Air matamu belum kering tetapi kamu sudah tersenyum”...
“Oh... aku orangnya sederhana. Menangis untuk hal yang sederhana dan dapat tersenyum lagi untuk hal yang sama sederhananya. As simple as that.” Jawabnya lagi masih dengan senyuman.
“Sederhana, seperti tersenyum untuk tissue, seperti menangis untuk pacar yang ditinggalkan?” tanyamu.
“Oh itu... “ kalimatnya terpotong oleh tawa yang panjang.
“Aku menangis justru untuk tidak adanya pacar yang sedih karena ku tinggalkan”, jawabnya sambil tersenyum dan kemudian tertawa lepas ketika melihat ekspresi heranmu.
Kau masih heran dan terpana ketika tiba2 dia memberi senyum, senyum seolah dia tahu, bahwa tadi pun, tak ada yang menangis untukmu.
“Mmmm tunggu”, katanya sekonyong2 sambil merogoh ke dalam tas tangannya,mencari sesuatu sambil terus berbicara.
“Bila suatu hari nanti kau pergi meninggalkan kota ini dan tak ada yang menangis karena kau tinggalkan. Telpon aku dan kau akan menemukan seorang yang sedih karena kehilangamu”, ucapnya sambil menarik tanganmu dari koran, meletakkan kartu namanya di sana, memiringkan kepalanya lalu tersenyum untukmu.
Di luar sana, pola hijau kecil telah berubah menjadi awan.
Awan, senyum dan kartu nama. Semuanya untukmu. Dan kau pun tersenyum, As simple as that.