Habis kesasar aku
Sabtu kemarin berdua kakak perempuanku di Pasar Sentral Makassar-Pasar Rakyat
yg isinya ruko macam-macam-.
Niatnya sederhana,
pengen mengenang masa kecil dulu.
Masa sebelum
bangunan beton tinggi besar bernama mall bertaburan di kota ini.
Masa ketika belanja
di salah satu ruko di pasar sentral itu adalah sesuatu yang gue mesti bilang
WOW.
Perjalanan yang
mengantarku pada sebuah ruko penjual manik-manik.
Perjalanan yang
membawaku pada kenangan akan sebuah sendal manik yang sudah kumuseumkan.
Perjalanan yang
mengingatkanku pada jumpa pertama dengan si sendal manik itu.
Sendal manik yang
tidak membuatku jatuh cinta pada pandangan pertama.
Sendal yang mirip
dengan sendal lain yang pernah membuatku jatuh cinta pada pandangan pertama.
+++
Suatu hari, kurang
lebih setahun yang lalu. Aku sedang berburu sendal di sebuah mall di Kota
Surabaya bersama teman kostku, mencari sendal sambil sesekali membaca broadcast
di BBM.
Tersiar kabar,
negara tetangga, sedang gencar-gencarnya mengklaim batik dan reog ponorogo
sebagai budaya mereka.
Broadcast yang membakar amarah,
memupuk emosi jiwa dan menggugah semangat patriotisme.
Ketika di
hadapanku, muncullah sebuah sendal kayu halus berwaran cokelat dengan manik
yang bergerincing setiap kali dia bergoyang.
Sendal yang
membuatku lupa pada amarah, emosi jiwa, dan semangat patriotisme.
Tiga kata untuknya,
cantik,imut dan menggoda.
Aku jatuh cinta
pada pandangan pertama.
Lalu Mbak penjaga
gerai mendekat dan berkata
“New arrival
loh mbak, Made in Malaysia”
Dan amarah itu
mendadak terbakar lagi, emosi jiwa itu terpupuk lagi, semangat patriotisme itu
tergugah lagi.
“Maaf Mbak, saya
cuman make yang made in indonesia”, kataku sambil melangkah
pergi.
+++
Dua hari kemudian,
Aku dan teman-teman kostku berburu lagi di mall yang berbeda, masih di Kota
Surabaya.
Kali ini gak asal
cantik saja. Harus yang made in Indonesia.
Mataku mawas
mencari merek yang berbau Indonesia hingga kutemukan sebuah merek yang namanya
mirip nama lokalisasi WTS di Kota Surabaya.
Tesenyum, kuambil
sebuah sendal maniknya.
Warnanya hitam,
talinya bermanik, kalau jalan tidak ada bunyi gemerincing.
Mirip tetapi tidak
sama dan tidak lebih cantik dari sendal manik yang sudah membuatku jatuh cinta
dua hari sebelumnya.
Tapi biarlah, aku
belajar puas dengan produk made in Indonesia.
Dan sendal itu pun
pulang bersamaku ke kost.
+++
Malamnya, di depan
TV kost. Nonton TV sambil mengotak atik belanjaan anak-anak kost hari
itu. Metro TV on the screen, Talk show tentang klaim budaya dari negara
tetangga.
Sang narator
perempuan sedang membuka narasinya.
“Berikut
adalah daftar budaya bangsa kita yang diklaim oleh negara tetangga, Angklung,
Reog Ponorogo, Rasa Sayange, Tari Pedet dan Batik"
“Lucu gak?”, ucapku
sambil mencoba sendal manik baruku.
“Lebih cantik yang
di Mall pertama sih, yang made in Malaysia?”, balas temanku
“Iyya memang",
ucapku sedikit sewot.
"Tapi biarlah,
cinta produk sendiri dong! Lihat nih mereknya, Indonesia banget tau!”,ucapku
dengan semangat ’45,menunjukkan merek yang mirip nama lokalisasi WTS di Kota
Surabaya.
“Berkat
kerjasama yang baik oleh pihak-pihak terkait, klaim batik akhirnya berhasil
dimenangkan oleh Indonesia. Sudah saatnya anak bangsa ini terbangun dan mulai
mencintai karya anak bangsanya sendiri”
“Pakailah
kain batik sebagai busana pesta, tambahkan lagu-lagu daerah dalam playlist
ipod, sadur tari daerah ke dalam tari modern, atau....”
“Kecil yah kakimu.
Ukuran berapa?”, Ucap temanku sambil menarik dan membalik sendal itu; aku ikut
melihat bersamanya.
Dan mata kami pun
jatuh terpaku pada sederetan huruf kecil, tepat di samping angka yang
menunjukkan ukuran sendalku.
Sederetan huruf
yang berkata
“Made In Malaysia”
“.....
dengan berhenti memakai barang-barang buatan negara tetangga......”
semoga untuk tulisan selanjutnya..penulis berkenan mengupas masalah lokalisasi wts yang namanya mirip dengan merk sendal tersebut #okesip
ReplyDeletekalau dikirimin seorang penghuni lokalisasinya gmn?
DeletePenulis menuliskannya dengan gamblang dan lugas.. mampu memberikan inspirasi bagi para pembacanya.. semoga tetap jaya..
ReplyDelete