Duduk di sofa hotel seorang
sahabat lama yang sedang berkunjung ke kotaku
Ada aku, dia dan seorang sahabat yang lain.
Menerima telpon dari yang terkasih
Bercanda, tertawa, bertukar kabar lalu
menutup telpon karena gangguan teknis
Dan sang sahabat lama pun berkomentar
“Terlalu banyak pembicaraan tidak penting dan
kekanakan; tipikal baru jadian”
Tetapi aku hanya tersenyum sambil menanti
yang terkasih menelpon lagi.
Sejam kemudian, di lift dalam perjalan pulang
Ada aku dan seorang sahabat yang lain itu
Menerima telpon lagi dari yang terkasih
Bercanda, minta izin pulang, berjanji akan balas menelponnya, lalu menutup telpon.
Dan sahabat yang lain itu pun berkomentar
“Halaaa, bolak balik nelpon, tunggu deh kalau
sudah nikah, suami nelpon hanya untuk nanyain anaknya. Trust me!”
Tetapi aku hanya tersenyum sambil menyempilkan
si blackberry ke dalam saku celana.
Hari ini, di kamar kost, kulirik layanan
pesan pengguna blackberryku.
Sepuluh pesan tertera di layarnya.
Dariku untuk yang terkasih.
Semua pesan telah terkirim dan terbaca
olehnya.
Lima jam yang lalu.
Lima jam yang lalu.
Namun,
Tak ada satu balasan pesan pun darinya.
Maka aku teringat pada kata-kata dua orang itu.
Apakah aku sudah di titik yang sama dengan mereka?
Jangan biasakan aku tanpa kabar, tanpa tanyamu
Karena aku akan menjadi terbiasa
Lalu KITA pun berakhir
No comments:
Post a Comment