Monday, August 27, 2012

Dalam Lima Putaran

Sore kemarin, aku membalaskan keabsenanku di kolam renang, dengan jogging di taman dekat kantor.

Putaran pertama, kulalui dengan jalan kaki santai, kata teman yang menemaniku jogging, itu namanya pemanasan... Dan sekaligus jadi ajang bincang-bincangku bersamanya.
Tidak banyak yang berolah raga sore itu bahkan tak satupun dari mereka yang berusia dibawah 35 tahun kecuali aku dan temanku.
Membuatku tersenyum kecut, ketika teringat pada status BBM yg ku-update sesaat sebelum mulai jogging 
"perempuan kece itu, jogging jam segini sambil berdoa -semoga ketemu cow cakep- #eee motivasinya "
Walaupun status itu cuman buat lucu-lucuan, tetap saja ada sedikit harapan di hati ini, untuk bisa jogging sambil sesekali mengagumi keindahan mahluk adam.

Putaran kedua, aku dan temanku mulai berlari. Pelan, lalu cepat, lalu pelan, lalu cepat. Pelan karena cuma itu kemampuanku, cepat karena aku harus mengejar temanku yang berlari lebih cepat dariku. Hingga pada akhir putaran, kutemukan diriku tertinggal jauh. Temanku sudah jadi titik putih di ujung taman.

Putaran ke tiga, aku resmi bersolo karir.
Pada saat itulah beberapa pertanyaan yang tidak ada kaitannya dengan jogging menghampiriku.

"Bagaimana bila jodohku adalah kakek tua berbaju biru yang berjalan perlahan di depanku. Tetapi karena dia sudah tua, sedangkan aku mengharapkan yang lebih muda. Maka aku melewatkannya dan menghilangkan kesempatan untuk menyapa jodohku"

"Bagaimana bila jodohku adalah seorang lelaki yg berdiri di gerbang kostku tadi pagi, tetapi karena  mata minus tak berkacamataku tak bisa melihat senyumnya, maka aku menghilangkan kesempatanku untuk membalas senyum jodohku"

"Bagaimana bila jodohku adalah seorang temanku. Tetapi karena dia adalah temanku, maka aku membiarkan dia terus menjadi temanku, menghilangkan kesempatanku untuk menjadikan dia jodohku"

"Bagaimana bila jodohku adalah seorang mantanku. Tetapi karena kami tidak cukup siap untuk memulainya hari itu lalu memutuskan untuk berpisah, maka aku  menghilangkan kesempatanku untuk memeluk erat jodohku"

Putaran keempat. Pertanyaan-pertanyaan itu mengantarkanku pada pesan-pesan yang sudah dikirimkan Tuhan melalui banyak cara.

Pada status seorang teman di BBM, yang sempat ku copy paste ke status BBM-ku juga
"Rejeki sudah diatur, jodoh tidak akan tertukar"

Pada sebuah kutipan di salah satu buku yang pernah kubaca tetapi sudah kulupakan judulnya
"If something is meant to be, it will be"

Pada kalimat yang diucapkan oleh seorang atasan di kantorku saat memberi ceramah kepada kami si anak baru
"yang namanya rejeki, kalo emang rejekinya kita, kita kemana-mana pun, rejekinya akan tetap nunggu kita, nunggu untuk kita petik"

Pada tweet @girlposts yang kufollow di twitter
"People who are meant to be together will find their way back to each other. They may take detours, but they're never lost."

Tetapi aku paling suka pada kalimat yang diucapkan oleh temanku kemarin, sesaat sebelum pesawat ke Ambonnya lepas landas. Ada unsur sains yang membuatnya jadi lebih mudah untuk diterima,
"Yang namanya jodoh itu mutlak, semutlak tulang rusuk manusia yang tidak bisa tertukar"


Dan pada putaran kelima, putaran terakhirku sore itu. Aku berhasil mengejar ketertinggalanku, berlari lagi di sisi temanku. No more unanswered questions in my mind.

No comments:

Post a Comment

stay strong sangbaine

seorang temanku meninggal hari ini temanku yang adalah suami dari temanku juga masih muda pastinya anak2nya juga masih kecil2 sekali ada tig...