Tuesday, September 4, 2012

Masih Tentang Sendal

Habis kesasar aku Sabtu kemarin berdua kakak perempuanku di Pasar Sentral Makassar-Pasar Rakyat yg isinya ruko macam-macam-.
Niatnya sederhana, pengen mengenang masa kecil dulu.
Masa sebelum bangunan beton tinggi besar bernama mall bertaburan di kota ini.
Masa ketika belanja di salah satu ruko di pasar sentral itu adalah sesuatu yang gue mesti bilang WOW.

Perjalanan yang mengantarku pada sebuah ruko penjual manik-manik.

Perjalanan yang membawaku pada kenangan akan sebuah sendal manik yang sudah kumuseumkan.

Perjalanan yang mengingatkanku pada jumpa pertama dengan si sendal manik itu.

Sendal manik yang tidak membuatku jatuh cinta pada pandangan pertama.
Sendal yang mirip dengan sendal lain yang pernah membuatku jatuh cinta pada pandangan pertama.

+++

Suatu hari, kurang lebih setahun yang lalu. Aku sedang berburu sendal di sebuah mall di Kota Surabaya bersama teman kostku, mencari sendal sambil sesekali membaca broadcast di BBM.
Tersiar kabar, negara tetangga, sedang gencar-gencarnya mengklaim batik dan reog ponorogo sebagai budaya mereka.
Broadcast yang membakar amarah, memupuk emosi jiwa dan menggugah semangat patriotisme.

Ketika di hadapanku, muncullah sebuah sendal kayu halus berwaran cokelat dengan manik yang bergerincing setiap kali dia bergoyang.
Sendal yang membuatku lupa pada amarah, emosi jiwa, dan semangat patriotisme.
Tiga kata untuknya, cantik,imut dan menggoda.
Aku jatuh cinta pada pandangan pertama.

Lalu Mbak penjaga gerai mendekat dan berkata

New arrival loh mbak, Made in Malaysia”

Dan amarah itu mendadak terbakar lagi, emosi jiwa itu terpupuk lagi, semangat patriotisme itu tergugah lagi. 

“Maaf Mbak, saya cuman make yang made in indonesia”, kataku sambil melangkah pergi.

+++

Dua hari kemudian, Aku dan teman-teman kostku berburu lagi di mall yang berbeda, masih di Kota Surabaya.
Kali ini gak asal cantik saja. Harus yang made in Indonesia.
Mataku mawas mencari merek yang berbau Indonesia hingga kutemukan sebuah merek yang namanya mirip nama lokalisasi WTS di Kota Surabaya.
Tesenyum, kuambil sebuah sendal maniknya.
Warnanya hitam, talinya bermanik, kalau jalan tidak ada bunyi gemerincing.
Mirip tetapi tidak sama dan tidak lebih cantik dari sendal manik yang sudah membuatku jatuh cinta dua hari sebelumnya.
Tapi biarlah, aku belajar puas dengan produk made in Indonesia.
Dan sendal itu pun pulang bersamaku ke kost.

+++

Malamnya, di depan TV kost. Nonton TV  sambil mengotak atik belanjaan anak-anak kost hari itu. Metro TV on the screen, Talk show tentang klaim budaya dari negara tetangga.
Sang narator perempuan sedang membuka narasinya.



“Berikut adalah daftar budaya bangsa kita yang diklaim oleh negara tetangga, Angklung, Reog Ponorogo, Rasa Sayange, Tari Pedet dan Batik"


“Lucu gak?”, ucapku sambil mencoba sendal manik baruku.
“Lebih cantik yang di Mall pertama sih, yang made in Malaysia?”, balas temanku
“Iyya memang", ucapku sedikit sewot.
"Tapi biarlah, cinta produk sendiri dong! Lihat nih mereknya, Indonesia banget tau!”,ucapku dengan semangat ’45,menunjukkan merek yang mirip nama lokalisasi WTS di Kota Surabaya.


“Berkat kerjasama yang baik oleh pihak-pihak terkait, klaim batik akhirnya berhasil dimenangkan oleh Indonesia. Sudah saatnya anak bangsa ini terbangun dan mulai mencintai karya anak bangsanya sendiri”
“Pakailah kain batik sebagai busana pesta, tambahkan lagu-lagu daerah dalam playlist ipod, sadur tari daerah ke dalam tari modern, atau....”


“Kecil yah kakimu. Ukuran berapa?”, Ucap temanku sambil menarik dan membalik sendal itu; aku ikut melihat bersamanya.

Dan mata kami pun jatuh terpaku pada sederetan huruf kecil, tepat di samping angka yang menunjukkan ukuran sendalku.

Sederetan huruf yang berkata

“Made In Malaysia”


“..... dengan berhenti memakai barang-barang buatan negara tetangga......”


3 comments:

  1. semoga untuk tulisan selanjutnya..penulis berkenan mengupas masalah lokalisasi wts yang namanya mirip dengan merk sendal tersebut #okesip

    ReplyDelete
    Replies
    1. kalau dikirimin seorang penghuni lokalisasinya gmn?

      Delete
  2. Penulis menuliskannya dengan gamblang dan lugas.. mampu memberikan inspirasi bagi para pembacanya.. semoga tetap jaya..

    ReplyDelete

stay strong sangbaine

seorang temanku meninggal hari ini temanku yang adalah suami dari temanku juga masih muda pastinya anak2nya juga masih kecil2 sekali ada tig...