Friday, April 19, 2013

Titik Rawan



Duduk di sofa hotel seorang sahabat lama yang sedang berkunjung ke kotaku
Ada aku, dia dan seorang sahabat yang lain.
Menerima telpon dari yang terkasih
Bercanda, tertawa, bertukar kabar lalu menutup telpon karena gangguan teknis
Dan sang sahabat lama pun berkomentar
Terlalu banyak pembicaraan tidak penting dan kekanakan; tipikal baru jadian
Tetapi aku hanya tersenyum sambil menanti yang terkasih menelpon lagi.


Sejam kemudian, di lift dalam perjalan pulang
Ada aku dan seorang sahabat yang lain itu
Menerima telpon lagi dari yang terkasih
Bercanda, minta izin pulang, berjanji akan balas menelponnya, lalu menutup telpon.
Dan sahabat yang lain itu pun berkomentar
Halaaa, bolak balik nelpon, tunggu deh kalau sudah nikah, suami nelpon hanya untuk nanyain anaknya. Trust me!”
Tetapi aku hanya tersenyum sambil menyempilkan si blackberry ke dalam saku celana.


Hari ini, di kamar kost, kulirik layanan pesan pengguna blackberryku.
Sepuluh pesan tertera di layarnya.
Dariku untuk yang terkasih.
Semua pesan telah terkirim dan terbaca olehnya.
Lima jam yang lalu.
Namun,
Tak ada satu balasan pesan pun darinya.
Maka aku teringat pada kata-kata dua orang itu.


Apakah aku sudah di titik yang sama dengan mereka?




Jangan biasakan aku tanpa kabar, tanpa tanyamu

Karena aku akan menjadi terbiasa

Lalu KITA pun berakhir

No comments:

Post a Comment

stay strong sangbaine

seorang temanku meninggal hari ini temanku yang adalah suami dari temanku juga masih muda pastinya anak2nya juga masih kecil2 sekali ada tig...